Minggu, 09 November 2014
Adakah..
Ketika kau tersenyum,, adakah terbersit dibenakmu bahwa itu senyumku yg kau ambil?
Ketika kau sedang merangkai kata rayuan,, adakah pedulimu melihatku bisu?
Ketika anganmu melambung jauh,, adakah kau lihat pilu yang merenggut paksa seluruh imajinasiku?
Tidak.. Kau tidak tahu.. Kau tidak peduli..
Kau menutup matamu di depan wajahku..
Kau menutup telingamu dari bisikanku..
Kau putuskan untuk berpura-pura tidak mengenalku..
Lalu akhirnya aku bertanya pada Semesta :
“Adakah dulu ku biarkan dia menangis?
Adakah dulu kubiarkan dia terluka?
Adakah jemari tangannya yang tidak ku genggam atau hangat tubuhnya yang tidak ku rasa kala dia butuh pelukan?
Adakah namanya terluput dari setiap bait doaku?
Adakah tetes air matanya yang tidak menjadi tangisan batinku?
Adakah khilafku padanya yang tidak membunuhku?”
Kau membuatku menjadikanmu gravitasiku,, hingga kau tak mau aku ada..
Kini,, aku berusaha mencari pijakan di antara ruang udara yang telah membuangku..
Atau mungkin lebih gampang bagiku jika tubuhku sama hancurnya dengan hatiku..
Ahh.. Itu pilihan yg sangat menggoda..
Adakah restu-Mu untuk ini..??
Andai penyatuan jiwa ini tak pernah terjadi..
~09 Nov 2014; 16:09~
@shellapt
Selasa, 21 Januari 2014
Kertas - 1 jan 2014
Selembar kertas,
aku
Telah tergores
oleh tinta merah
Sekalipun di hapus,
tetap mninggalkan bekas
Kertas & pena,
berjanji putih & hitam
Banyak kata telah
digoreskan pena
Tiap goresan
brcerita ttg dia, hidupnya, cita, cinta, mimpi, asah, keyakinan, pengkhianatan,
kepedihan, suka & duka
Ku terima karena aku
adalah kertas
Kertas putih yg
rela brgoreskn demi pena, sang teman hidup
Seketika, sang
pena melakukan kesalahan dengan memakai warna merah
Kertas pun
ternodai, dihapus pun berbekas, ia sakit
Hingga akhirnya kertas membenamkan diri dalam tumpukan
Siap untuk di daur
ulang
Menunggu kesempatan
bertemu dengan pena baru
Dengan harapan,
bukan hnya hitam dan putih yang dijanjikan
Kertas telah
belajar warna lain, merah
Merah yang membuatnya
sakit, namun menyadarkan betapa kertas membutuhkan pena untuk mengisi lembarannya..
Tapi bukan pena yang
sama..
Aku adalah kertas,
dia pena
Aku dan dia, dulu
Langganan:
Postingan (Atom)